Selasa, 02 September 2014

Narasi Pengalaman Berbuah Rejeki

Narasi pengalaman atau mungkin umum dimaksud dengan cerita sejati mempunyai tempat sendiri di hati kelompok pembaca. Mengapa sekian? Cerita sejati adalah suatu bentuk narasi yang mengeksplorasi nilai kejujuran dari sang penulisnya. Kejujuran Bercerita
Sesungguhnya dia tengah berupaya mengobati traumatik jiwa pada masalah yang telah cukup lama mengendap di pikirannya. Namun umumnya orang bakal terasa gengsi, bahkan juga malu bila rahasia hidupnya di ketahui beberapa orang.
Anda pasti telah sangatlah familiar dengan novel tetralogi laskar pelangi buah karya Andrea Hirata. Inilah satu diantara misal keberhasilan seseorang yang berani mengeksplorasi cerita sejati kehidupannya.
Andrea sudah sukses dengan kejujurannya. Tidakkah kejujuran malah bakal tingkatkan derajat seorang? Demikian sebaliknya kepura-puraan malah bakal menjatuhkan harga diri orang berkaitan. Oleh karenanya berani untuk menuliskan cerita pengalaman kehidupan sebenarnya langkah ampuh melatih kejujuran seorang. Faedah Narasi Pengalaman
Terdapat banyak faedah yang bisa Anda rasakan waktu Anda berani untuk menuangkan kisah-kisah sejati Anda :
Kurangi trauma serta stres
Menulis bisa menolong kesehatan Anda. Apa sebagai sampah di pikiran Anda mesti selekasnya dibuang. Pengalaman sedih serta menyakitkan, rasa tidak suka, rasa dendam, putus harapan dsb yang terpendam dipikiran hati yaitu beberapa hal tidak bermanfaat yang malah bakal menghalangi kesehatan batin serta optimisme melakukan kehidupan.
Menuangkan beban pikiran serta beberapa hal itu ke tulisan bakal sedikit menolong ketentraman batin Anda. Anggaplah waktu Anda menuangkannya ke tulisan, Anda seperti tengah buang sampah-sampah itu ke tempat pembuangan, serta setelah itu Anda bakal membakarnya jadi abu.
Sampah-sampah itu bakal musnah, serta kehidupan Anda bakal kembali bersih serta sehat.
Nah, Anda tidak butuh lagi banyak bersedih dengan narasi pengalaman kehidupan Anda yang mungkin saja sampai kini mengungkung ruangan gerak kehidupan. Lantaran sekarang ini pengalaman itu dapat berbuah rejeki manis untuk Anda nikmati.
Tahukah Anda, sekarang ini sangat banyak penerbit-penerbit buku yang mencari naskah-naskah cerita sejati buat mereka tebitkan. Anda juga berpeluang jadi penulis populer, cuma dengan bermodal pengalaman hidup Anda.
Seluruhnya yang berlangsung pasti ada hikmahnya. Mungkin saja saja duka Anda dimasa Allah yaitu sisi dari gagasan Yang Maha Kuasa untuk hari ini jadikan Anda sosok populer serta dialiri rejeki dari kepedihan Anda dimasa lampau. Prasyaratnya cuma satu, Anda mesti berani. Ingat, bahwasannya saat Anda coba jujur, sebenarnya anda bakal mujur.
Berguna untuk orang lain
Siapa katakan cerita hidup Anda cuma diisi beberapa hal jelek yang tidak butuh dikenang? Okelah mungkin saja Anda memikirkan demikian, namun Anda juga butuh ingat bahwasanya penilaian orang itu berbentuk relatif.
Untuk Anda mungkin saja saja pengalaman hidup Anda tidak bermanfaat, namun untuk si A, si B serta si C, mungkin itu adalah pelajaran bernilai yang bakal sangatlah berguna untuk dianya.
Usaha Anda menuangkan cerita pengalaman kehidupan Anda sesungguhnya yaitu usaha Anda juga untuk merampungkan persoalan orang lain yang mungkin saja saja serupa dengan persoalan yang sudah Anda hadapi pada awal mulanya. Narasi Pengalaman Supir Kyai yang Jadi Orang Kaya
Apabila Anda membaca buku-buku yang ditulis oleh Ustad Yusuf Mansur, jadi akan temukan banyak narasi. Baik diisi narasi perihal pengalaman pribadinya ataupun narasi orang lain. Di bawah ini penulis sarikan narasi seseorang supir sebagai kaya karena senantiasa melindungi shalat berjamaah.
Ada narasi seorng supir yang turut dengan seseorang kyai di satu diantara daerah di Jawa Timur. Tak ada yang istimewa dari supir itu, terkecuali mulai sejak umur 20 th. dia telah jadi pakar shalat berjamaah. Saat bersua dengan Yusuf Mansur waktu itu ia telah berumur 48 th.. Dia bercerita pada Yusuf Mansur bahwasanya mulai sejak umur 20 th., ia selalu melindungi shalat berjamaah. Dia sangatlah cemas bila bakal masuk saat shalat dia belum di depan sajadah.
Tiga th. berselang, Ustad Yusuf Mansur tidak bersua dengan supir itu, usianya telah mendekati 52. Ustad Yusuf Mansur bersua kembali dengannya saat kyai yang pernah membuatnya juga sebagai supir wafat.
Saat Kyai wafat, ada seseorang juragan besi datang melamar anak supir itu. Tetapi, lantaran si supir terasa tak seimbang dunianya, dia menampik sembari menyampaikan, “Nggak usahlah. Ayah, kan, orang kaya, sedang gw orang sulit. ” Juragan besi itu ‘ngotot’ supaya anak wanita si supir yang diasuh oleh Kyai disuruh juga sebagai menantu.
Pada akhirnya, keluarlah pernyataan, “Ya telah, tunggu kelak dua th. lagi bila gw telah usai kuliah. ” Sesudah anaknya usai kuliah, juragan besi itu juga datang untuk menagih janjinya.
Tiga th. sesudah bersua dengan Ustad Yusuf Mansur, jadi Ustad itu bersua dengan anak kyai yang saat ini telah jadi anggota dewan. Ia menceritakan pada Ustad Yusuf Mansur bahwasanya supir kyai yang dahulu pernah ketemu dengannya saat ini telah jadi kaya.
Besannya bangunkan rumah untuk dia, lalu disewakan sawah untuk ladang kehidupannya, serta diberangkatkan haji. Apabila ditotalkan pemberian besannya, kurang lebih nyaris 1/2 miliar.
Ustad Yusuf Mansur juga jadi teringat, saat itu sang supir datang kepadanya meminta di ajarkan wirid supaya hidupnya beralih. Jadi Ustad Yusuf Mansur menganjurkannya untuk sehari-hari membaca surat Ali Imran ayat 26-27. Lantaran Ustad Yusuf Mansur meyakini bahwasanya cuma Allah yang bisa mengubah kehidupan seorang. Allah yang mengubah seorang yang miskin jadi kaya, yang sulit jadi suka dsb.
Saat Ustad Yusuf Mansur mendengar narasi perihal pergantian kehidupan supir itu, jadi ia teringat bakal narasi pengalaman sang supir. Hingga Ustad Yusuf Mansur menilai bahwasanya Allah telah memberi tabungan sang supir yang demikian puluh th..
Lantaran si supir bekerja dengan pak Kyai tak pernah digaji. Tetapi kehidupan keseharian sang supir jadi tanggungjawab Kyai. Kyai makan daging, supir juga makan daging. Bila kyai puasa, jadi supir serta keluarganya juga turut puasa. Bahkan juga anak-anak si supir telah seperti anaknya Kyai. Jadi, sedikitpun ia tak mempunyai upah. Namun bila dihitung dengan rupiah, jadi upahnya tidak hingga satu juta.
Menurut Ustad Yusuf Mansur, Allah menggaji si supir 27 juta. Satu juta tadi dikali dengan 27 kali lipat. Cuma 26 juta disimpan oleh Allah. Duit itu Allah berikanlah saat si supir memanglah telah layak, telah perlu serta telah butuh. Untuk membahas matematisnya, ada 26 juta yang belum dibayarkan, 26 juta itu dikalikan 12 bln. dikali lebih kurang 32 th.. Jadi tersebut balasan yang diterimanya. Balasan orang yang senantiasa shalat berjamaah.
Disini jadi pelajaran narasi pengalaman orang lain. Sang supir dapat jadi kaya raya diakhir usianya dikarenakan dia melakukan shalat berjamaah. Ia tak pernah mengeluh dalam melakukan hidupnya. Ia terlihat meyakini Allah berikan rejekinya. Saksikan saja, waktu jadi supir Kyai ia tak memperoleh gaji. Tetapi ia mensyukuri dapat makan seperti apa yang dimakan Kyai. Cost anaknya dijamin oleh Kyai. Tetapi satu hal yang paling istimewa, ia tidak pernah meninggalkan shalat berjamaah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar